Minggu, 17 Februari 2013

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR


DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
Oleh : Subiyanto





I.   KESULITAN BELAJAR


·       Kesulitan belajar merupakan problem yang dialami oleh nyaris semua siswa.
   
·       Kesulitan belajar merupakan kondisi dalam suatu PBM yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu utk mencapai hasil belajar.
   
·       Beberapa kondisi  kesulitan belajar:

1.    Learning Disorder adalah keadaan dalam proses belajar yang menunjukkan siswa terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Contoh: siswa yg terbiasa olah raga keras, tinju misalnya, sulit belajar menari yg lemah gemulai.

2.    Learning Disfunction adalah gejala dalam proses belajar yg menunjukkan ketidakmampuan siswa dalam belajar meskipun siswa tersebut tidak dalam keadaan subnormalitas fisik dan mental. Contoh: siswa yg memiliki tubuh atletis dan tinggi, tetapi tidak menguasai permainan bola volley dengan baik.
3.    Learning Disabilities adalah ketidakmampuan belajar yg mengacu kepada siswa tidak mampu belajar, sehingga hasil belajarnya di bawah potensi intelektualnya.


4.    Under Achiever adalah keadaan yang mengacu kepada siswa yg memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh: siswa yang tergolong unggul tingkat kecerdasannya (IQ = 130 – 140), tetapi prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau bahkan rendah.

5.    Slow Learner adalah siswa yg lambat dalam proses belajar, sehingga siswa tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan siswa lain yang memiliki potensi intelektual yg sama.


II.   DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
  
·       Diagnosis kesulitan belajar adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat  kesulitan belajar, juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobjektif mungkin.
  
·       Langkah-langkah Tindakan Diagnosis (menurut C.Ross dan Julian Stanley) : 
1.    Langkah Diagnosis, yang meliputi: 
a.        Identifikasi kasus.
b.        Lokalisasi jenis dan sifat kesulitan.
c.         Menemukan faktor penyebab baik secara internal maupun eksternal. 

2.    Langkah Prognosis, yaitu suatu langkah untuk mengestimasi (mengukur), memperkirakan apakah kesulitan itu dapat dibantu atau tidak. 

3.    Langkah Terapi, yaitu langkah untuk menemukan berbagai alternatif kemungkinan cara yang dapat ditempuh dalam rangka penyembuhan kesulitan tersebut.
  
·                   Prosedur dan Teknik Diagnosis :

1.    Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar, dengan cara:    
a.   Menandai siswa dalam daftar siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. 
b.       Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam daftar nilai, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimum kompetensi yang dituntut.
c.  Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat. 
d.  Melakukan observasi pada saat siswa mengikuti pelajaran di kelas, berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar siswa di rumah melalui check list. 
e.  Mendapatkan kesan atau pendapat pembimbing atau guru lain. 

2.    Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya  dengan  mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, dengan cara: 
a.  Membandingkan angka nilai prestasi dengan nilai rata-rata dari setiap bidang studi. 
b.    Menganalisis  catatan mengenai proses belajar. 
c. Menganalisis data lain, seperti keterlambatan menyelesaikan tugas, ketidakhadiran, kekurangaktifan, dan lain-lain.

3. Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan kesulitan belajar.

4. Memperkirakan alternatif pertolongan dan menetapkan kemungkinan cara mengatasinya baik yang bersifat preventif maupun kuratif.




III.  BIMBINGAN BELAJAR

·       Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. 

·       Prosedur bimbingan belajar:

1.    Identifikasi kasus, yaitu upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar.

2.   Identifikasi masalah, yaitu upaya untuk memahami jenis dan karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa.

3.   Remidial atau Referal (Alih Kasus), yaitu pemberian bantuan oleh guru sendiri berupa perbaikan belajar atau rekomendasi oleh guru kepada ahli yang lebih kompeten karena masalahnya di luar kemampuan guru untuk menanganinya.

4. Evaluasi dan Follow Up, yaitu evaluasi terhadap upaya bimbingan yang telah dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan usaha pemecahan masalah yang dihadapi siswa dan tindak lanjut apa yang perlu dilakukan.

Oleh : Subiyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar