Minggu, 17 Februari 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN


STRATEGI PEMBELAJARAN




I.   PENDAHULUAN


            Salah satu tugas pokok guru adalah mengajar. Pada hakikatnya mengajar itu adalah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing agar siswa aktif belajar. Dengan demikian dalam proses pembelajaran, guru perlu melakukan upaya-upaya untuk mengaktifkan siswa untuk belajar. Guru juga perlu memikirkan dan memgupayakan cara-cara tertentu agar pembelajaran dapat berproses dengan lancar dan berhasil dengan baik.
            Menurut pandangan lama pembelajaran itu merupakan penanaman pengetahuan kepada siswa. Peran guru adalah membaca isi buku pelajaran kemudian menyampaikannya kepada siswa. Peran siswa adalah memperhatikan dan mendengarkan pengetahuan yang disampaikan oleh guru hingga memahaminya. Jadi komponen pembelajaran menurut pandangan lama adalah: guru, siswa, dan buku pelajaran.
Menurut konsep yang baru, pembelajaran itu  merupakan suatu sistem. Sistem adalah seperangkat unsur yang tersusun secara sistematis, saling berhubungan antara satu dengan yang lain, dan saling terkait  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Maka menurut konsep pembelajaran yang baru, komponen pembelajaran tidak hanya sebatas guru, siswa, dan buku pelajaran tetapi menyangkut hal-hal yang lebih luas lagi. Semua komponen pembelajaran hendaknya dikelola dengan baik sehingga dapat berproses secara optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
            Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal maka dibutuhkan strategi atau kiat dalam melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, maka hendaknya guru pandai mempertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Selain itu guru juga perlu memahami hakikat belajar yang merupakan proses mental dan emosional, yaitu
proses berpikir dan merasakan yang terjadi dalam diri siswa. Dengan demikian proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat berlangsung dengan efisien dan efektif.

 

II.                KONSEP BELAJAR

                        Banyak pengertian tentang belajar telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya ialah menurut Gagne (1984), bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya akibat pengalaman.
            Dari pengertian belajar tersebut terdapat tiga ciri utama belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.

            A.  Proses
            Belajar adalah proses mental dan emosional, yaitu proses berpikir dan merasakan. Melalui proses berpikir dan merasakan tersebut dibangun makna atau pengertian terhadap informasi dan pengalaman. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan pada diri seseorang yang sedang belajar tidak dapat diamati oleh orang lain , tetapi terasa oleh orang yang sedang belajar itu. Guru tidak dapat mengamati aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
            Mendengarkan atau menyimak hanyalah salah satu kegiatan belajar. Siswa perlu belajar dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang mampu meningkatkan kadar aktivitas mentalnya. Maka hendaknya pembelajaran dilakukan dengan cara yang merangsang dan menantang. Dengan demikian akan menarik perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan emosionalnya.

B.      Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perilaku atau tingkah laku.  Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Memang tidak semua perubahan perilaku itu merupakan hasil belajar. Ada perubahan perilaku yang merupakan akibat kematangan, misalnya merangkak, berdiri, dan berjalan pada anak kecil. Bahkan ada perubahan perilaku akibat minuman keras.
2
Perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar adalah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman atau interaksi dengan lingkungan, dimana proses mental dan emosional terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan ke dalam tiga ranah (kawasan), yaitu: pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif). Di dalam pembelajaran perubahan perilaku sebagai hasil belajar tersebut dirumuskan dalam rumusan tujuan pembelajaran.

C.     Pengalaman
Belajar itu mengalami, dalam arti belajar itu terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik, contohnya: buku, alat peraga, dan alam sekitar. Sedangkan lingkungan sosial, contohnya: guru, siswa, pustakawan, dan kepala sekolah.
Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa untuk belajar. Guru yang mengajar tanpa menggunakan alat peraga, biasanya bagi siswa sekolah dasar – terutama kelas-kelas rendah – kurang merangsang siswa untuk lebih giat belajar.
Belajar dapat melalui pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung , umpamanya siswa belajar dengan melakukan sendiri atau mengalami sendiri. Belajar melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik, karena siswa lebih memahami dan lebih menguasai pelajaran tersebut. Bahkan bagi siswa pelajaran akan lebih bermakna


III.             PRINSIP BELAJAR 

Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Ada lima prinsip belajar yang sangat menentukan proses dan hasil belajar, yaitu : motivasi, perhatian, aktivitas, umpan balik, dan  perbedaan individual.

A.   Motivasi   
Motivasi akan berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Kuat atau
lemahnya aktivitas belajar akan dipengaruhi oleh kuat atau lemahnya motivasi. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar.   Apabila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi seperti itu disebut motivasi intrinsik atau motivasi internal. Hal ini akan sulit terjadi pada siswa kelas-kelas rendah, karena mereka belum menyadari pentingnya pelajaran yang mereka pelajari.
            Motivasi yang timbul karena dipengaruhi oleh orang lain, misalnya oleh guru, disebut motivsi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik dapat ditimbulkan misalnya dengan : memberi pujian, hadiah, nasihat, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, bahkan teguran yang diberikan dengan bijaksana.

B.      Perhatian
Perhatian adalah adalah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian terhadap pelajaran, maka proses belajar makin baik, dan hasilnya akan makin baik pula. Maka dalam proses pembelajaran guru harus selalu berusaha agar perhatian siswa selalu terpusat kepada pelajaran.
Ada dua hal yang menjadi penyebab munculnya perhatian seseorang terhadap suatu objek, yaitu:
1.      Orang itu merasa bahwa objek itu ada kaitannya dengan dirinya, misalnya:  
      kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat, dan minat.
2.      Objek itu dipandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain, lain dari 
       biasanya, atau lain dari umumnya.
            Dalam proses pembelajaran guru perlu menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, antara lain dengan :
1.      Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, dan 
      minat siswa.
2.      Menciptakan situasi pembelajaran yang tidak monoton, misalnya dengan: 
      penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan media dan alat peraga,    
      dan pembelajaran di luar kelas. 

C.      Aktivitas
Belajar itu sendiri adalah sebuah aktivitas mental dan emosional. Sering aktivitas mental dan emosional tersebut didukung pula oleh aktivitas motorik. Tetapi harus diingat bahwa tekanannya tetap pada aktivitas mental dan emosional.     Jangan
sampai terjadi aktivitas motorik justru menganggu aktivitas mental dan emosional, misalnya pada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran tetapi bermain sendiri atau berjalan-jalan di kelas.
            Oleh karena itu, guru jangan sampai membiarkan ada  siswa yang tidak ikut aktif belajar.  Bahkan lebih dari itu guru harus berusaha agar meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa tersebut.

D.      Umpan Balik
Siswa perlu dengan segera mengetahui apakah yang ia lakukan di dalam proses pembelajaran atau yang ia peroleh dari proses pembelajaran tersebut sudah benar atau belum. Bila ternyata masih salah,  pada bagian mana yang masih salah, mengapa salah dan bagaimana seharusnya ia melakukan kegiatan belajar tersebut.
Untuk itu siswa perlu segera mendapat umpan balik, supaya ia tidak terlanjur berbuat kesalahan yang dapat menimbulkan kegagalan dalam belajar. Apabila jawaban atau pekerjaan siswa sudah benar, katakan benar. Tetapi apabila masih salah, tunjukkan bagian yang salah, jelaskan mengapa salah, dan suruh siswa untuk memperbaikinya.

E.      Perbedaan Individu
Belajar adalah aktivitas yang bersifat pribadi. Belajar merupakan proses mental dan emosional  yang terjadi seara individual.  Maka jika terjadi proses pembelajaran di suatu kelas, maka tentu kadar aktivitas belajar dari para siswa akan beragam.
Secara garis besar tipe belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1.      tipe auditif, yaitu lebih mudah belajar melalui pendengaran;
2.      tipe visual, yaitu lebih mudah belajar melalui penglihatan; dan
3.      tipe motorik, yaitu lebih mudah belajar melalui perbuatan.
Guru tidak boleh menyamaratakan siwa, menganggap semua siswa sama, dan 
memperlakukan semua siswa  dengan cara yang sama. Guru harus menggunakan metode mengajar yang bervariasi, supaya semua siswa yang beragam itu dapat menerima pelajaran dengan jelas.


IV.             KOMPONEN SISTEM PEMBELAJARAN   

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan yang terdiri dari beberapa komponen, antara lain:   tujuan pembelajaran, materi  pelajaran, alat/media, siswa,  guru, metode, evaluasi, dan lingkungan. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu guru dalam menentukan strategi pembelajaran harus benar-benar mempertimbangkan komponen-komponen tersebut. Dari seluruh komponen tersebut yang paling utama adalah tujuan.  Komponen tujuan ini menjadi arah dari komponen-komponen yang lain.

            A.   Tujuan        
            Tujuan pembelajaran menyangkut tiga kelompok perilaku, yaitu:  pengetahuan, keterampilan motorik, dan sikap. Untuk masing-masing kelompok perilaku diperlukan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai. Misalnya kelompok perilaku pengetahuan, maka strategi pembelajarannya juga harus menekankan pada pencapaian pengetahuan. Begitu pula untuk kelompok perilaku sikap dan keterampilan motorik.

B.          Materi Pelajaran 
Komponen tujuan sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan komponen materi pelajaran dalam pertimbangan penggunaan strategi pembelajaran.
Menurut Gagne (1988) materi pelajaran hendaknya mengandung lima kemampuan, sebagai berikut:
1.      keterampilan intelektual, yaitu merupakan keterampilan pikiran;
2.      strategi kognitif, yaitu merupakan proses kontrol internal untuk memilih dan mengubah cara memberikan perhatian, belajar, berpikir, dan mengingat.
3.       informasi verbal, yaitu nama, label, fakta dan pengetahuan, yang harus diingat.
4.      keterampilan motorik, yaitu kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dengan fisik tetapi sekaligus juga dengan keterampilan intelektual.
5.      sikap, yaitu perilaku siswa terhadap suatu objek, orang atau peristiwa. 

C. Alat dan Sumber
Alat yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah alat peraga, seperti: peta, globe, gambar, foto, dan sebagainya. Termasuk dalam kelompok alat ini adalah media pembelajaran, seperti: modul, kaset tape recorder, OHP, dan sebagainya.
Sedangkan sumber adalah benda atau tempat dari mana materi pembelajaran diperoleh, misalnya: buku-buku pelajaran dan lingkungan sekitar.

D.     Siswa      
Siswa adalah komponen yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran, sebab tujuan dalam proses ini adalah perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu dalam menentukan strategi pembelajaran komponen ini harus dipertimbangkan baik-baik, karena keadaan setiap siswa tidak sama.
E.     Guru
Guru merupakan komponen yang sangat penting, karena gurulah yang mengelola dan menggerakkan komponen-komponen yang lain sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung.
Guru perlu menjaga kesehatan badan dan jiwanya. Sebab apabila kesehatan badannya  dan keadaan jiwanya terganggu, maka guru tersebut tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Guru juga harus meningkatkan kompetensi keguruannya secara terus-menerus, agar proses pembelajaran yang dilaksanakan selalu berkembang.

F.     Metode
Pada dasarnya metode adalah cara mengajar, yaitu bagaimana guru
7
mengorganisasikan materi pelajaran dan para siswa sehingga terjadi proses pembelajaran yang efisien dan efektif. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan metode, yaitu:
a.       tujuan
b.      materi pelajaran
c.       siswa
d.      guru
e.       fasilitas.

G.    Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa. Evaluasi belajar hendaknya  dilaksanakan peda kegiatan belajar, meliputi evaluasi awal pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, dan evaluasi akhir pembelajaran.

H.    Lingkungan
Proses pembelajaran membutuhkan situasi lingkungan yang kondusif, baik lingkungan di dalam kelas maupun lingkungan di luar kelas. Proses pembelajaran lebih banyak dilakukan di dalam kelas, maka pengelolaan kelas (classroom management) sangat penting untuk dilakukan.
  

V.                KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN 

Strategi pembelajaran adalah kegiatan guru dalam memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek komponen sistem pembelajaran dengan menggunakan siasat tertentu. Komponen strategi pembelajaran meliputi : urutan kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan waktu.
Format berikut ini dapat digunakan untuk merancang strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh guru.


URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
METODE
MEDIA
WAKTU
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat:



Relevansi:



TPK:



PENYAJIAN
Uraian:



Contoh:



Latihan:



PENUTUP
Tes Formatif:



Umpan Balik:



Tindak Lanjut:





A.      Urutan Kegiatan
 Urutan kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengajar adalah: pendahuluan, penyajian, dan penutup.  Sebagai contoh secara ringkas isi dari masing-masing tahapan tersebut dapat dijelaskan  sebagai berikut:
1.   Pendahuluan:   -   penjelasan singkat tentang isi pelajaran
                                          -   penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan
                       pengalaman siswa 
                  -   penjelasan tentang tujuan pembelajaran
           
2.   Penyajian   :     -   uraian
                              -   contoh
                              -   Latihan

            3.   Penutup       :   -   tes formatif dan umpan balik
                                          -   tindak lanjut

B.      Metode
Guru perlu memilih metode yang  tepat untuk menyampaikan materi pelajarannya.  Ada beberapa metode mengajar, masing-masing dengan kelebihan dan

kelemahannya. Di antara metode-metode itu yang sering digunakan adalah metode: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, simulasi, dan karya wisata.

C.      Media
Media pembelajaran adalah alat dan bahan yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi       pelajaran. Guru perlu menggunakan media pembelajaran yang sesuai agar proses pembelajaran menjadi efektif.

D.      Waktu
Dalam menyelesaikan setiap langkah pembelajaran hendaknya ditentukan waktunya dengan sebaik-baiknya. Dengan pengaturan waktu yang tepat maka proses pembelajaran akan  berjalan dengan efisien.


VI.             PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Pelaksanaan pembelajaran  merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

A.   Kegiatan Pendahuluan

            Dalam kegiatan pendahuluan, guru :

1.   menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
      pembelajaran;
2.  mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya  
     dengan materi yang akan dipelajari;
3.      menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
4.      menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

B.   Kegiatan Inti 
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartispasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 
1.   Eksplorasi 
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.       melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topic/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b.      menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
c.       memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d.      melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
e.       memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, dan lapangan.

2.   Elaborasi 
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
a.       membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b.   memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c.        memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d.            memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e.     memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
f.        memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g.            memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
h.          memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festifal, serta produk yang dihasilkan;
i.           memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. 

3.   Konfirmasi 
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a.    memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b.     memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber;
c.     memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d.   memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mancapai kompetensi dasar :
1)     berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
2)        membantu menyelesaikan masalah;
3)  memberikan acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
4)       memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
5)    memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

C.   Kegiatan Penutup 
            Dalam kegiatan penutup, guru :
a.     bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat  rangkuman/ simpulan pelajaran;
b.   melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c.            memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d.         merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e.            menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

==000==

Oleh : Subiyanto *)
Disampaikan pada Pembinaan Guru Pemandu Bidang Studi SD/MI Kulon Progo






   DAFTAR PUSTAKA

1.   Kasina, Drs., dkk., Model Pembelajaran di Sekolah Dasar ( Makalah), Jakarta,
             tth.

2.   Noor, Mochtar M, Drs., M.Pd., Strategi Pembelajaran (Bahan Penataran), Jakarta,
             Universitas Negeri Jakarta, tth.

3.   Winataputra, Udin S, dkk., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Universitas  
             Terbuka, 2005.

4.   Departemen Pendidikan Nasional,  Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang   
      Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, 2007.



           





                     














14





Tidak ada komentar:

Posting Komentar