STRATEGI PEMBELAJARAN
I. PENDAHULUAN
Salah
satu tugas pokok guru adalah mengajar. Pada hakikatnya mengajar itu adalah
membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing agar siswa aktif
belajar. Dengan demikian dalam proses pembelajaran, guru perlu melakukan
upaya-upaya untuk mengaktifkan siswa untuk belajar. Guru juga perlu memikirkan
dan memgupayakan cara-cara tertentu agar pembelajaran dapat berproses dengan
lancar dan berhasil dengan baik.
Menurut
pandangan lama pembelajaran itu merupakan penanaman pengetahuan kepada siswa.
Peran guru adalah membaca isi buku pelajaran kemudian menyampaikannya kepada
siswa. Peran siswa adalah memperhatikan dan mendengarkan pengetahuan yang
disampaikan oleh guru hingga memahaminya. Jadi komponen pembelajaran menurut
pandangan lama adalah: guru, siswa, dan buku pelajaran.
Menurut konsep yang baru, pembelajaran itu merupakan suatu sistem. Sistem adalah seperangkat
unsur yang tersusun secara sistematis, saling berhubungan antara satu dengan
yang lain, dan saling terkait untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Maka menurut konsep
pembelajaran yang baru, komponen pembelajaran tidak hanya sebatas guru, siswa,
dan buku pelajaran tetapi menyangkut hal-hal yang lebih luas lagi. Semua
komponen pembelajaran hendaknya dikelola dengan baik sehingga dapat berproses
secara optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan optimal maka dibutuhkan strategi atau kiat dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Ada
beberapa strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, maka hendaknya
guru pandai mempertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Selain itu
guru juga perlu memahami hakikat belajar yang merupakan proses mental dan
emosional, yaitu
proses berpikir dan merasakan yang terjadi
dalam diri siswa. Dengan demikian proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dapat berlangsung dengan efisien dan efektif.
II. KONSEP BELAJAR
Banyak
pengertian tentang belajar telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya
ialah menurut Gagne (1984), bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu
organisma berubah perilakunya akibat pengalaman.
Dari
pengertian belajar tersebut terdapat tiga ciri utama belajar, yaitu: proses,
perubahan perilaku, dan pengalaman.
A. Proses
Belajar
adalah proses mental dan emosional, yaitu proses berpikir dan merasakan.
Melalui proses berpikir dan merasakan tersebut dibangun makna atau pengertian
terhadap informasi dan pengalaman. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran
dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan pada diri seseorang yang
sedang belajar tidak dapat diamati oleh orang lain , tetapi terasa oleh orang
yang sedang belajar itu. Guru tidak dapat mengamati aktivitas pikiran
dan perasaan siswa. Yang dapat diamati adalah manifestasinya, yaitu kegiatan
siswa akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
Mendengarkan
atau menyimak hanyalah salah satu kegiatan belajar. Siswa perlu belajar dengan
cara melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang mampu meningkatkan kadar
aktivitas mentalnya. Maka hendaknya pembelajaran dilakukan dengan cara yang merangsang
dan menantang. Dengan demikian akan menarik perhatian dan meningkatkan
aktivitas mental dan emosionalnya.
B.
Perubahan
Perilaku
Hasil belajar berupa perilaku
atau tingkah laku. Seseorang yang
belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan,
keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Memang tidak semua
perubahan perilaku itu merupakan hasil belajar. Ada perubahan perilaku yang merupakan akibat
kematangan, misalnya merangkak, berdiri, dan berjalan pada anak kecil. Bahkan
ada perubahan perilaku akibat minuman keras.
2
Perubahan perilaku yang merupakan
hasil belajar adalah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman atau interaksi
dengan lingkungan, dimana proses mental dan emosional terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dikelompokkan ke dalam tiga ranah (kawasan), yaitu: pengetahuan
(kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai
atau sikap (afektif). Di dalam pembelajaran perubahan perilaku sebagai hasil
belajar tersebut dirumuskan dalam rumusan tujuan pembelajaran.
C. Pengalaman
Belajar itu mengalami, dalam arti belajar itu terjadi di dalam interaksi
antara individu dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Lingkungan fisik, contohnya: buku, alat peraga, dan alam sekitar.
Sedangkan lingkungan sosial, contohnya: guru, siswa, pustakawan, dan kepala
sekolah.
Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang merangsang dan
menantang siswa untuk belajar. Guru yang mengajar tanpa menggunakan alat
peraga, biasanya bagi siswa sekolah dasar – terutama kelas-kelas rendah –
kurang merangsang siswa untuk lebih giat belajar.
Belajar dapat melalui pengalaman langsung maupun pengalaman tidak
langsung. Belajar melalui pengalaman langsung , umpamanya siswa belajar dengan
melakukan sendiri atau mengalami sendiri. Belajar melalui pengalaman langsung
hasilnya akan lebih baik, karena siswa lebih memahami dan lebih menguasai
pelajaran tersebut. Bahkan bagi siswa pelajaran akan lebih bermakna
III. PRINSIP BELAJAR
Prinsip belajar merupakan
ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar. Ada lima prinsip belajar yang sangat menentukan
proses dan hasil belajar, yaitu : motivasi, perhatian, aktivitas, umpan balik,
dan perbedaan individual.
A. Motivasi
Motivasi akan berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Kuat atau
lemahnya aktivitas
belajar akan dipengaruhi oleh kuat atau lemahnya motivasi. Motivasi belajar
berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang
belajar. Apabila
seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang
hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, maka
motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi seperti itu disebut motivasi
intrinsik atau motivasi internal. Hal ini akan sulit terjadi pada
siswa kelas-kelas rendah, karena mereka belum menyadari pentingnya pelajaran
yang mereka pelajari.
Motivasi
yang timbul karena dipengaruhi oleh orang lain, misalnya oleh guru, disebut
motivsi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik dapat ditimbulkan
misalnya dengan : memberi pujian, hadiah, nasihat, menciptakan situasi belajar
yang menyenangkan, bahkan teguran yang diberikan dengan bijaksana.
B. Perhatian
Perhatian adalah adalah pemusatan
energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek. Makin terpusat
perhatian terhadap pelajaran, maka proses belajar makin baik, dan hasilnya akan
makin baik pula. Maka dalam proses pembelajaran guru harus selalu berusaha agar
perhatian siswa selalu terpusat kepada pelajaran.
1. Orang
itu merasa bahwa objek itu ada kaitannya dengan dirinya, misalnya:
kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat,
dan minat.
2. Objek
itu dipandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain, lain dari
biasanya, atau lain dari umumnya.
Dalam
proses pembelajaran guru perlu menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa
terhadap pelajaran, antara lain dengan :
1. Mengaitkan
pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, dan
minat siswa.
2. Menciptakan
situasi pembelajaran yang tidak monoton, misalnya dengan:
penggunaan metode yang bervariasi,
penggunaan media dan alat peraga,
dan pembelajaran di luar kelas.
C. Aktivitas
Belajar itu sendiri adalah sebuah aktivitas mental dan emosional. Sering
aktivitas mental dan emosional tersebut didukung pula oleh aktivitas motorik.
Tetapi harus diingat bahwa tekanannya tetap pada aktivitas mental dan
emosional. Jangan
sampai terjadi aktivitas motorik justru menganggu
aktivitas mental dan emosional, misalnya pada siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran tetapi bermain sendiri atau berjalan-jalan di kelas.
Oleh
karena itu, guru jangan sampai membiarkan ada
siswa yang tidak ikut aktif belajar.
Bahkan lebih dari itu guru harus berusaha agar meningkatkan kadar
aktivitas belajar siswa tersebut.
D. Umpan Balik
Siswa perlu dengan segera
mengetahui apakah yang ia lakukan di dalam proses pembelajaran atau yang ia
peroleh dari proses pembelajaran tersebut sudah benar atau belum. Bila ternyata
masih salah, pada bagian mana yang masih
salah, mengapa salah dan bagaimana seharusnya ia melakukan kegiatan belajar
tersebut.
Untuk itu siswa perlu segera
mendapat umpan balik, supaya ia tidak terlanjur berbuat kesalahan yang dapat
menimbulkan kegagalan dalam belajar. Apabila jawaban atau pekerjaan siswa sudah
benar, katakan benar. Tetapi apabila masih salah, tunjukkan bagian yang salah,
jelaskan mengapa salah, dan suruh siswa untuk memperbaikinya.
E. Perbedaan Individu
Belajar adalah aktivitas yang
bersifat pribadi. Belajar merupakan proses mental dan emosional yang terjadi seara individual. Maka jika terjadi proses pembelajaran di
suatu kelas, maka tentu kadar aktivitas belajar dari para siswa akan beragam.
Secara garis besar tipe belajar
siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. tipe
auditif, yaitu lebih mudah belajar melalui pendengaran;
2. tipe
visual, yaitu lebih mudah belajar melalui penglihatan; dan
3. tipe
motorik, yaitu lebih mudah belajar melalui perbuatan.
Guru tidak boleh menyamaratakan
siwa, menganggap semua siswa sama, dan
memperlakukan semua siswa
dengan cara yang sama. Guru harus menggunakan metode mengajar yang
bervariasi, supaya semua siswa yang beragam itu dapat menerima pelajaran dengan
jelas.
IV. KOMPONEN SISTEM PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan suatu
sistem lingkungan yang terdiri dari beberapa komponen, antara lain: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, alat/media, siswa, guru, metode, evaluasi, dan lingkungan.
Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Oleh karena itu guru dalam menentukan strategi pembelajaran harus
benar-benar mempertimbangkan komponen-komponen tersebut. Dari seluruh komponen
tersebut yang paling utama adalah tujuan.
Komponen tujuan ini menjadi arah dari komponen-komponen yang lain.
A.
Tujuan
Tujuan pembelajaran menyangkut
tiga kelompok perilaku, yaitu:
pengetahuan, keterampilan motorik, dan sikap. Untuk masing-masing
kelompok perilaku diperlukan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai.
Misalnya kelompok perilaku pengetahuan, maka strategi pembelajarannya juga
harus menekankan pada pencapaian pengetahuan. Begitu pula untuk kelompok perilaku
sikap dan keterampilan motorik.
B.
Materi Pelajaran
Komponen tujuan sebenarnya tidak
dapat dipisahkan dengan komponen materi pelajaran dalam pertimbangan penggunaan
strategi pembelajaran.
Menurut Gagne (1988) materi
pelajaran hendaknya mengandung lima
kemampuan, sebagai berikut:
1. keterampilan
intelektual, yaitu merupakan keterampilan pikiran;
2. strategi
kognitif, yaitu merupakan proses kontrol internal untuk memilih dan mengubah
cara memberikan perhatian, belajar, berpikir, dan mengingat.
3. informasi verbal, yaitu nama, label, fakta dan
pengetahuan, yang harus diingat.
4. keterampilan
motorik, yaitu kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dengan fisik tetapi
sekaligus juga dengan keterampilan intelektual.
5. sikap,
yaitu perilaku siswa terhadap suatu objek, orang atau peristiwa.
C. Alat dan Sumber
Alat yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah alat peraga, seperti:
peta, globe, gambar, foto, dan sebagainya. Termasuk dalam kelompok alat ini
adalah media pembelajaran, seperti: modul, kaset tape recorder, OHP, dan
sebagainya.
Sedangkan sumber adalah benda atau tempat dari mana materi pembelajaran
diperoleh, misalnya: buku-buku pelajaran dan lingkungan sekitar.
D. Siswa
Siswa adalah komponen yang paling berkepentingan dalam proses
pembelajaran, sebab tujuan dalam proses ini adalah perubahan tingkah laku
siswa. Oleh sebab itu dalam menentukan strategi pembelajaran komponen ini harus
dipertimbangkan baik-baik, karena keadaan setiap siswa tidak sama.
E. Guru
Guru merupakan komponen yang
sangat penting, karena gurulah yang mengelola dan menggerakkan
komponen-komponen yang lain sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung.
Guru perlu menjaga kesehatan
badan dan jiwanya. Sebab apabila kesehatan badannya dan keadaan jiwanya terganggu, maka guru
tersebut tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Guru juga harus meningkatkan
kompetensi keguruannya secara terus-menerus, agar proses pembelajaran yang
dilaksanakan selalu berkembang.
F.
Metode
Pada dasarnya metode adalah cara mengajar, yaitu bagaimana guru
7
mengorganisasikan
materi pelajaran dan para siswa sehingga terjadi proses pembelajaran yang
efisien dan efektif. Ada
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan metode, yaitu:
a. tujuan
b. materi pelajaran
c. siswa
d. guru
e. fasilitas.
G.
Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa. Evaluasi
belajar hendaknya dilaksanakan peda
kegiatan belajar, meliputi evaluasi awal pembelajaran, evaluasi proses
pembelajaran, dan evaluasi akhir pembelajaran.
H. Lingkungan
Proses pembelajaran membutuhkan
situasi lingkungan yang kondusif, baik lingkungan di dalam kelas maupun
lingkungan di luar kelas. Proses pembelajaran lebih banyak dilakukan di dalam
kelas, maka pengelolaan kelas (classroom management) sangat
penting untuk dilakukan.
V. KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran adalah
kegiatan guru dalam memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara
aspek-aspek komponen sistem pembelajaran dengan menggunakan siasat tertentu.
Komponen strategi pembelajaran meliputi : urutan kegiatan pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran dan waktu.
Format berikut ini dapat
digunakan untuk merancang strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh guru.
URUTAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
METODE
|
MEDIA
|
WAKTU
|
|
PENDAHULUAN
|
Deskripsi singkat:
|
|||
Relevansi:
|
||||
TPK:
|
||||
PENYAJIAN
|
Uraian:
|
|||
Contoh:
|
||||
Latihan:
|
||||
PENUTUP
|
Tes Formatif:
|
|||
Umpan Balik:
|
||||
Tindak Lanjut:
|
A. Urutan Kegiatan
Urutan kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam mengajar adalah: pendahuluan, penyajian, dan penutup. Sebagai contoh secara ringkas isi dari
masing-masing tahapan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pendahuluan: -
penjelasan singkat tentang isi pelajaran
- penjelasan relevansi isi pelajaran
baru dengan
pengalaman
siswa
- penjelasan tentang tujuan pembelajaran
2. Penyajian : -
uraian
-
contoh
-
Latihan
3. Penutup :
- tes formatif dan umpan balik
-
tindak lanjut
B.
Metode
Guru perlu memilih metode
yang tepat untuk menyampaikan materi
pelajarannya. Ada beberapa metode mengajar, masing-masing
dengan kelebihan dan
kelemahannya. Di antara metode-metode itu yang sering
digunakan adalah metode: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, kerja
kelompok, simulasi, dan karya wisata.
C.
Media
Media pembelajaran adalah alat
dan bahan yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Guru perlu
menggunakan media pembelajaran yang sesuai agar proses pembelajaran menjadi
efektif.
D. Waktu
Dalam menyelesaikan setiap langkah pembelajaran hendaknya ditentukan
waktunya dengan sebaik-baiknya. Dengan pengaturan waktu yang tepat maka proses
pembelajaran akan berjalan dengan
efisien.
VI. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
A. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan
pendahuluan, guru :
1.
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
3. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai;
4. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
B.
Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan
inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartispasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan
eksplorasi, guru:
a.
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topic/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b.
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
c.
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d.
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
e.
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
dan lapangan.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan
elaborasi, guru :
a. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c. memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
d.
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
e. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
f. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g.
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
h. memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festifal, serta
produk yang dihasilkan;
i. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan
konfirmasi, guru:
a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber;
c. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mancapai kompetensi dasar :
1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang mengalami kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
2)
membantu menyelesaikan masalah;
3) memberikan acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
C.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru :
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;
b. melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
c. memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
==000==
Oleh : Subiyanto *)
Disampaikan pada Pembinaan Guru Pemandu Bidang Studi SD/MI Kulon Progo
DAFTAR
PUSTAKA
1. Kasina, Drs., dkk., Model Pembelajaran di Sekolah Dasar ( Makalah), Jakarta ,
tth.
2. Noor, Mochtar M, Drs.,
M.Pd., Strategi Pembelajaran (Bahan
Penataran), Jakarta ,
Universitas Negeri Jakarta, tth.
3. Winataputra, Udin S, dkk., Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta ,
Universitas
Terbuka, 2005.
4. Departemen Pendidikan Nasional, Permendiknas No. 41 Tahun 2007
Tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Jakarta ,
2007.
14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar